Senin, 26 Mei 2014

Terlambat Check-in



Terlambat Check-in

            Bulan juni sehabis mengambil SKHUN di kota Solo, tepatnya pada tanggal 10 juni 2013. Adalah hari keberangkatanku, hari dimana aku harus buru-buru ke bandara Adisutjipto yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta itu untuk pulang ke Bali. Tepatnya keberangkatan pesawatku pada jam 20:45, yaitu jam delapan malam lewat 45 menit.
            Matahari telah bosan menampakkan wajahnya. Jam telah menunjukkan pukul empat sore. Aku masih saja belum berangkat karena aku masih mencari teman yang membawa handphone ku entah kemana. Setelah lama kucari,dan bertemu dengannya. Akupun langsung bergegas mandi dan segera berkemas-kemas serta menelpon taxi.
            Jam telah bersandar pada pukul lima sore, taxiku sudah datang, setelah berpamitan akupun buru-buru melesat kedalam taxi itu. Tidak lama kemudian handphone ku berteriak. Ya ibuku yang menelpon, memastikan apakah aku telah berangkat ke jogja atau belum karena dikhawatirkan terlambat check-in yang akan mengakibatkan tiket hangus begitu saja. Tak lupa ibu menanyakan uang ku tinggal berapa?

Ibu       : “kamu lagi dimana sekarang? Sudah berangkat ke bandara belum?”
Aku      : “belum bu, ini sebentar lagi”
Ibu       : “apakah uang mu masih ada? Cukup tidak untuk bayar AirportTax nanti?”
Aku      : “insyaallah cukup bu”

Ibuku mengkhawatirkan ku karena pada saat ini kartu ATM ku sedang terblokir.aku piker uang seratus rupiah ini cukup untuk sampai ke bandara Ngurah Rai karena biaya untuk AirportTax di bandara adi sutjipto ini hanya senilai Rp.35.000 dan biaya tiket kereta api dari solo ke jogja senilai Rp. 10.000.
            Dalam perjalanan menuju stasiun, aku singgah ke indomaret terlebih dahulu. Aku membeli snack karena pesawat dengan maskapai lion air yang aku tumpangi nanti tidak menyediakan konsumsi untuk para penumpang.tidak lama setelah itu akupun sampai di stasiun solo balapan tepat disaat adzan maghrib dikumandangkan.langkah ku langsung menyusuri jalan menuju loket dengan jantung yang entah kenapa dag dig dug seperti ini, lankahku berhenti seketika melihat loket yang bertuliskan CLOSE. Akan tetapi ada 2 orang petugas berdiri tepat disepanku. Tanpa berfikir panjang aku pun segera menanyakan kenapa tidak seperti biasanya loket tutup jam segini. Petugas itu mengatakan karena tiket prambanan expres yang sering kita sebut Pramex atau semua tiket ke jogja hari ini telah habis, terakhir jam 05:30 sore tadi.

Petugas : “ada yang bisa kami bantu dek?”
Aku      : “iya pak, loketnya buka jam berapa lagi pak?”
Petugas : “maaf dek loketnya terakhir buka sore tadi”
Aku      : “loh tumben pak cepak sekali tutup, tidak seperti biasanya”
Petugas : “iya dek karena tiket prambanan expres dan semua tiket ke jogja hari ini telah   habis,      terakhir jam 05:30 sore tadi.”
           
Seketika air mataku pun tak kuasa tertahan lagi menetes membasahi pipi. Dalam benakku entah harus bagaimana apa yang harus aku lakukan agar tiket pesawatku tidak hangus sementara check-in ditutup 45 menit sebelum keberangkatan yaitu pada pukul 8 tepat.
            Penyesalan pun menyelimuti ku seharusnya tadi aku dating setengah jam lebih cepat dari pada ini. Agar bisa bisa mendapatkan tiket yang terakhir. Tiba-tiba saja salah seorang menghampiriku serta menyarankan aku untuk menaiki taxi ke jogaja. Sementara itu harga taxi dari solo ke jogja mencapai Rp. 200.000 dengan jarak tempuh kurang lebih 2jam. Akupun teringat uangku yang saat ini hanya tersisa Rp. 70.000. kemudian petugas itu buru-buru segera mengantarkan ku ke pangkalan ojek stasiun solo balapan ini. Pak Grandong menawarkan ku dengan tarif Rp.100.000 dengan jarak tempuh kurang dari 2jam untuk sampai kebandara Adi Sutjipto.
            Sepanjang perjalanan, aku berfikir bagaimana membayar ongkosnya nanti. Sementara uang ku hanya tinggal Rp. 70.000 ini, belum lagi bayar AirportTax Rp. 35.000 . jam etalah menunjaukkan hampir  pukul delapan malam akupun telah sampai di bandara. Usai turun dari ojek aku bingung apa yang akan ku katakan kepada tokang ojek itu. Akhirnya aku memberanikan diri memohon kepada pak grandong serta meminta tolong dan minta  maaf  dan aku ceritakan yang sejujurnya bahwa saat ini aku hanya memiliki uang sebesar 70 ribu rupiah dan kartu ATM ku benarbenar terblokir. Pak grandong bersikeras memaksa ku untuk tetap membayar seratus ribu rupiah. Namun aku semakin memohon dan berjanji akan membayar sisa kurangnya 50 ribu rupiah 2minggu yang akan datang setelah ini, aku akan kembali lagi kesolo.

Pak grandong   : “wes nyampe mbak”
Aku                  : “iya pak, ini pak ongkosnya aku cuma bisa bayar Rp. 50.000 ini”
Pak grandong : “lha piye to mbak kan tadi udah sepakat ongkose Rp. 100.000”
Aku                  : “maaf banget pak uangku tinggal Rp. 70.000 doang, aku gak punya duit lagi pak kartu ATM ku keblokir jdnya gabisa ngambil duit pak’
Pak grandong : “ra iso no aku meh nganterin sampeyan jauh-jauh kesini,, buru-buru lagi sak              pena’e dewe nang mbayar Rp. 50.000”
Aku                  : ‘yaallah pak aku benner benner minta maaf pak, bentar lg aku harus check-in kalo ga tiketku bisa hangus nanti aku gabisa pulang pak, tolong pak aku janji nanti 2minggu lg aku balik kesolo lg kok mau ngambil SKHUN di pondok ku pak. Kalo bapak gak percaya nanti bapak dating aja nangih ke aku di pondok ngruki tau kan? Namaku inayatul filzah pak. Aku minta nomor telpon bapak deh”
Pak grandong : “yowes tenanan yo”
           
Dengan rasa penuh ragu dan belas kasih pak grandong pun akhirnya bisa memaklumi keadaan dan aku boleh membayar 50 ribu rupiah saja. Huh lega rasanya, namun aku masih bingung dengan uang ku yang saat ini hanya tersisa 20 ribu rupiah ini. Sementara kan biaya check-in nya senilai 35 ribu rupiah.
            Kemudian aku teringat akan uang kembalian sehabis dari indomaret tadi. Tanpa berfikir panjang pu aku segera mengorek-ngorek kantong pelastik belanjaan yang dari tadi berposisi di tangan kiri ku ini. Huh ternyata ada kembalian 9ribu rupiah, akan tetapi uang ku masih tetap kurang 6 ribu rupiah lagi. Dan aku mencoba merogoh-rogoh tas ku, aku menemukan uang 4.500 rupiah. Saat ini uang ku masih kurang 1.500 rupiah lagi untuk bisa check-in.
            Saat ini jam sudah berada pada pukul delapan kurang lima menit. Waw 5 menit lagi tiket pesawatku akan hangus begitu saja, karena aku tidak bisa check-in dengan uang 33.500 rupiah ini.tiba-tiba saja aku mendapatkan ide untuk menjual snack yang aku beli di indomaret tadi. Pertama aku menawarkan kepada bapak-bapak yang tengah bersenderan pada salah satu tiang disini, aku menawarkan senilai 5000 rupiah saja padahal aku belinya 11ribu rupiah loh’’ tak apalah demi hanya untuk mendapatkan uang 1500 agar bisa check-in.
Setelah  merawarkan kepada bapak-bapak tersebut langsung mengusirku seraya berkata “gak mau gak mau!!” dengan nada kasar dan tatapan yang acuh kepadaku. Dalam hati ku bergumam (sabar!! Harus bagaimana lagi aku ini??).
Aku kembali duduk, tidak lama setelah itu tiba-tiba saja ada seorang lakilaki separuh baya menghampiri ku. Dia bermaksud meminta tolong kepada ku untuk memfotokan dia bersama keluarganya. Dengan senag hati akupun mengambilkan foto laki-laki itu bersama keluarganya yang terdiri dari ayah ibunya serta dua adik perempuannya. Setelah mengambilkan foto keluarga itu. Ketika ibunya bermaksud untuk mengambil handphone nya kepada ku. Dengan rasa sedikit ragu, aku mencoba menawarkan snack ku.
Aku      : “tante mau beli lays-nya ga? 1500 aja tante uang ku kurang 1500  untuk check-in”.  
Tante    :“gak ada uang kecil
           
Kemudian anak perempuannya langsung seketika menyodorkan uang 5000 rupiah kepadaku.

Anaknya :“gak usah, laysnya buat kamu aja”.
            Hatiku senang seketika setelah berucap terimakasih yang sangat mendalam kepada keluarga itu. Aku pun segera melesat ke boarding pass. Dan ternyata,, aku menjadi orang terakhir dengan nomer kursi terakhir sebelum check-in ditutup. Huh lega rasanya tiket pesatku tidak jadi hangus. Tidak terbayang seandainya tadi aku telat satu detik saja. Dan Alhamdulillah juga ada orang yang memberi uang 5000 rupiah dengan Cuma-Cuma kepadaku.
           
Sejak kejadian itulah aku baru memahami ternyata begitu berharganya uang 1500 rupiah, dan didapatkannya pun dengan penuh susah payah dan penuh perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar