Rabu, 20 Mei 2015

Allah menguji wanita dengan kesenangan dan kesulitan (Al-A'raf, 7:168)

Dari Anas Ra. Ia berkata, tatkala Nabi SAW. Menjumpai seorang wanita yang sedang menangis di atas kubur, maka beliau bersabda, "bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!" Wanita itu berkata, "pergilah dari sini karena sesungguhnya engkau tidak tertimpa musibah sebagaimana yang aku alami!" Wanita itu tidak mengetahui bahwa yang berkata adalah Nabi. Kemudian ada seseorang memberi tahunya kalau itu adalah Nabi SAW. Lalu wanita itu langsung datang ke rumah beliau. Dia tidak menjumpai para penjaga pintu sehingga dengan mudah ia memasukinya, kemudian ia berkata "saya tidak tahu kalau yang berkata tadi adalah engkau." Beliau pun bersabda, "sesungguhnya sabar itu hanyalah pada hari pertama dari musibah itu." 
(HR. Bukhari-Muslim)

Dari Ata' bin Abu Ribah, ia berkata, "Ibnu Abbas Ra. Berkata kepadaku, "maukah saya tunjukkan seorang wanita yang termasuk ahli surga?" Saya menjawab, "tentu saja saya mau," ia berkata, "dia adalah wanita berkulit hitam yang pernah datang kepada Nabi SAW. Saat itu ia berkata, "sesungguhnya saya mempunyai penyakit ayan, dan aurat saya terbuka karenanya. Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar penyakit saya sembuh." Kemudian beliau bersabda "apabila kamu mau bersabar, maka kamu akan masuk surga, dan apabila kamu tetap meminta, maka sayapun akan berdoa kepada Allah agar kamu sembuh dari penyakit mu." Wanita itu menjawab "kalau begitu saya akan bersabar." Kemudian wanita itu berkata lagi "sesungguhnya aurat saya terbuka karenanya. Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar aurat saya tidak terbuka." Lalu Nabi pun berdoa untuknya agar auratnya tidak terbuka. 
(HR. Bukhari-Muslim)

Allah SWT. Menguji manusia dengan kesenangan dan kesulitan. Orang yang beriman senantiasa bersyukur dengan segala bentuk ujian yang ditimpakan kepadanya sehingga mereka digolongkan kepada orang-orang yang sabar. Apabila diberikan kenikmatan, mereka pun bersyukur dengan melaksanakan segala perintah-Nya. Sementara orang kafir ketika ditimpa musibah dan bencana, mereka mencela Allah SWT. Dan ketika diberikan kenikmatan, mereka malah tidak mau bersyukur. 
(Muhammad bin Salih Al-Utsaimin, Syarah Riyadus Salihin, jilid 1, 2001:106).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar