Selasa, 03 Desember 2013

BUDIDAYA KERAPU

pembibitan kerapu dgn modal kecil


Penawaran Kerjasama Budidaya Kerapu

Begitu banyaknya permintaan ikan Kerapu untuk konsumsi di setiap restoran yang ada di Batam maupun Singapura ,dan yang paling utama HONGKONG, yang mana kebutuhan itu tidak dapat terpenehui sehingga kami membuka suatu kerjasama bagi siapa saja yang ingin menjadi investor dengan sistem bagi hasil.

Dalam budidaya ikan Kerapu ini kami bekerjasama dengan masyarakat nelayan yang ada di Batam sehingga dengan adanya kerjasama dengan masyarakat ini dapat membantu meningkatkan perekonomian para petani nelayan, yang mana notabene para nelayan tersebut memiliki pengalaman dalam budidaya ikan kerapu tetapi yang menjadi kendala bagi mereka adalah dalam segi pemodalan.

Adapun untuk berinvestasi budidaya ikan Kerapu ini hanya dengan investor hanya perlu investasi sebesar 5jt dengan masa kontrak kerjasama 1 kali panen atau sekitar 4 bulan. Dengan sistem bagi hasil 30:70, dimana 30% untuk investor dan 70% untuk pengelola. Untuk perincian investasi budidaya Kerapu adalah sbb :
Modal investasi : Rp. 5.000.000,-
Bibit Kerapu : 1000 ekor
Tingkat kematian : 20% (200 ekor)
Total perkiraan panen : 400kg (dengan perkiraan 1kg ikan = 2ekor / kg)
Harga Jual : Rp. 110.000,- /kg

Cash flow 
400kg x 110.000,- = Rp. 44.000.000,-

Pembagian untuk Investor = Rp. 13.200,000,-
Pembagian untuk pengelola = Rp. 30.800.000-

Laba bersih dengan investasi sebesar 5jt, yaitu :13.200.000 - 5.000.000 = Rp. 8.200.000,-

Dengan investasi 5jt investor tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pakan, perawatan maupun biaya operasional, sehingga resiko yang ditanggung pihak investor lebih kecil. Kebutuhan pakan Kerapu selama proses pembesaran sekitar 900kg ikan dengan harga perkilo ikan nya Rp. 5.000,-. Jadi kalau di hitung kebutuhan biaya pakannya sekitar 4,5jt belum ditambah biaya operasional dan perawatan.

MASA PANEN
masa panen terhitung 3 bln untuk jenis kerapu (dari bibit ukuran 0,1-0,2 ons)
kerapu yang akan di pembibitan termasuk jenis kerapu macan,kc ps,kc merah
yang memiliki harga stabil.
 KERAPU MACAN
 KC PS (krapu cantang)
 kc M (kerapu cmpur merah)

pembibitan akan dilakukan di keramba jaring apung(KJA) dan apabila ikan sudah bisa beradaptasi akan dipindakan ke keramba tancap.
lokasi pembibitan di daerah sumenep jatim( kepulauan sepekan)

Bagi investor yang tertarik untuk investasi budidaya ikan Kerapu ini, bisa menghubungi pengelola budidaya Kerapu UD.DANAKAN hubungi(082137585004)

RESUME

RESUME 5 PULAU: SAPEKEN

a)      Tokoh
  • Haji Ali (Nelayan senior, ketua suatu LSM persatuan nelayan)
  • Kapolsek Sapeken
b)      Sejarah Sapeken
  • Suatu hari ada seorang nelayan bugis yang tenggelam, kemudian ia terdampar di sebuah pulau. Tenggelam memiliki bahasa Bajo Pakkan, sehingga pulau tersebut diberi nama Sapeken.
c)       Kearifan lokal
  • Budaya berdagang dan nelayan yang dimiliki oleh warganya.
d)      Underwater
 
e)      Ekonomi
  • Merupakan kawasan dengan perekonomian yang paling maju di gugus timur Kangean.
  • Terdapat banyak perindustrian dan pertokoan.
  • Merupakan pusat berlabuhnya kapal-kapal dari semua pulau, terutama di gugus timur.
  • Listrik ada selama 24 jam.
  • Rata-rata penduduk berprofesi sebagai nelayan kemudian pedagang.
f)       Sosial
  • Masyarakatnya sangat maju dibanding pulau-pulau lainnya, gaya hidup masyarakatnya kekotaan.
  • Tersedianya lembaga pendidikan yang lebih tinggi dibanding pulau-pulau lainnya. Terdapat 1 SMA Negeri, 2 SMA Swasta, 1 SMP Negeri, beberapa pesantren, SDITdan SD NEGRI.
g)      Keterbatasan
  • Daerah ini dapat dikatakan kumuh dan datarannya sempit.
  • Jika pasang, air dapat masuk menuju pulau.
  • Memiliki permasalahan sampah yang menumpuk. Karena perdagangan dan perindustrian semakin maju, banyak barang dari jawa dan pulau lain yang mudah masuk.
h)      Kelebihan
  • Perindustrian dan perdagangan maju
  • Akses menuju Sapeken sangat mudah karena merupakan pusat lalu lintas kapan yang melaut.
  • Masyarakat berpotensi untuk diajak berkembang dalam bidang pariwisata.
  • Banyak pendatang dari jawa yang berperan besar dalam pengembangan pulau ini
  • Mata pencaharian yang sangat maju seperti pembudidayaan mutiara,perikanan seperti jenis kerapu, loubster,dsb. pembudidayaan rumput laut, penangkaran kepiting 
  • penghasil minyak bumi



bajo

MENGENAL KEPULAUAN SEPEKAN

Sapeken adalah sebuah kecamatan di Kepulauan KangeanKabupaten SumenepProvinsi Jawa TimurIndonesiaWilayah ini terletak di bagian paling ujung . Uniknya, penduduk di Kepulauan Sapeken ini berbahasa Sulawesi (bahasanya: bahasa Bajau, bahasa Mandar dan sebagian kecil berbahasa Bugis) bukan berbahasa Madura karena dalam sejarahnya orang Sulawesilah yang menemukan kepulauan ini. Begitu juga dengankultur budaya sangat berbeda dengan budaya Madura, rata-rata suku yang ada di Kepulauan Sapeken (Kecamatan Sapeken) Suku Bajau, sukuMandar dan suku BugisKepulauan Sapeken ini terletak di sebelah utara Bali.
Sulit mengatakan keadaan ekonomi pulau tersebut. Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan dan pedagang. Ditinjau dari segi bentuk rumah mayoritas berbentuk rumah panggung yang kelihatannya bisa dikatakan rumah yang sederhana sekali. Mereka membuat rumah panggung karena dulu pada waktu air laut pasang sampai masuk ke rumah penduduk. Kembali ke masalah ekonomi. Bila ditinjau dari segi kepemilikan isi perabotan rumah tanggah, mereka termasuk orang orang yang mampu. Mayoritas mereka mempunayai TV 21 inckulkasHp yang minimal ada kameranya. Maklum mereka mudah mencari uang tinggal pergi melaut dapat ikan dijual sudah dapat pendapatan. Umumnya mereka pergi ke kota Singaraja karena untuk perjalan hanya dapat ditempuh kira-kira 6 jam. Kalau kira-kira persediaan udah menipis mereka pergi ke laut lagi untuk mencari ikan. Itulah kebiasaan orang-orang Sapeken


Pulau Sapeken, Sebuah Metropulau

Ibukota Kecamatan Sapeken adalah Pulau Sapeken. Kecamatan tersebut terdiri dari 33 pulau kecil dan 9 desa. Sebanyak 5 pulau yang tidak terhuni warga. Pulau Sapeken luasnya hanya sekitar 3,5 km persegi dengan jumlah penduduk 11.343 KK. Saking padatnya penduduk Pulau Sapeken, pendatang menyebutnya sebagai pulau metropolis. Nyaris tidak lahan kosong, semuanya dipadati rumah penduduk, layaknya kota metropolitan. Selebihnya hanya ada lapangan olahraga dan ditambah satu hektare tanaman kelapa. Kendati pulau kecil, Pulau Sapeken mempunyai tiga masjid. Kehidupan keagamaan masyarakat Sapeken tergolong dinamis, ada beberapa aliran dan organisasi masyarakat Islam seperti NU, Persis, Muhammadiyah dan lainnya. Umat non muslim hanya 0,5 persen saja, kerukunan antar umat beragama tergolong sangat baik.
Meski termasuk ke dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Sumenep, namun masyarakat di sana tidak ada yang menggunakan bahasa Madura. Ada beberapa bahasa yang digunakan masyarakat dalam sehari-hari. Pertama, Bahasa Indonesia, Bahasa Bajo, Bugis, Makassar dan Mandu (semuanya Sulawesi). Hanya sejumlah orang saja yang bisa bahasa Madura ala Sumenep. Penduduk Sapeken dari sejarahnya memang pendatang dari daerah Makassar. Ketika itu, orang kampung Bajo Sulawesi Selatan beralayar cari ikan dan menetap di Pulau Sapeken.
Penghasilan utama penduduk Sapeken adalah mencari ikan dilaut. Sayangnya sistem penjualan hasil tangkapan masih tradisional. Minimnya perhatian pemerintah memaksa sebagian penduduknya untuk merantau jauh ke luar negeri. Sepintas taraf ekonomi masyarakat kepulauan Sapeken boleh jadi melebihi kesejahteraan ekonomi masyarakat daratan Sumenep. Kendati masyarakat hidup di pulau-pulau kecil nan jauh dari keramaian, kebutuhan ekonomi masyarakat selalu tercukupi. Ini berbeda, dengan kondisi masyarakat daratan yang selalu mengharap bantuan-bantuan dari pemerintah, serupa Jaring Pengamanan Sosial (JPS).
Masyarakat kepulauan tidak begitu suka akan bantuan-bantuan yang bersifat memanjakan masyarakat dan tidak mengajak masyarakat untuk kreatif menggali potensi ekonomi kepulauan. Apalagi, bantuan semacam itu bertolak belakang dengan kinerja nelayan yang dikenal pantang menyerah sebelum sukses. Seperti, usaha pelaut atau nelayan yang sebelum berhasil menangkap ikan tidak mau pulang ke darat. “Di kepulauan banyak potensi. Kenapa masyarakat tidak dibekali keterampilan untuk dibina, seperti budi daya ikan kerapu,” ujar salah seorang penduduk.
Kesehatan dan pendidikan merupakan masalah serius di masyarakat kepulauan. Alat transportasi tenaga medis dan tenaga pendidik sangatlah minim dan hanya mengandalkan perahu saja. Guru-guru dari kabupaten biasanya hanya datang sebentar untuk menengok kondisi sekolah, namun tidak pernah betah berlama-lama tinggal di sana.
Transportasi tampaknya menjadi kendala utama bagi pengembangan potensi wisata di pulau yang penduduknya menggunakan bahasa suku Bajo tersebut, termasuk bagi 29 pulau lainnya yang berada di Kecamatan Sapeken. Perjalanan laut Sapekan-Makassar bila melalui perahu mesin mencapai 24 jam, Sapaken-Bali 10 jam, Sapeken-Banyuwangi memakan waktu 12 jam. Sementara ke Sumenep warga Sapeken harus ke Pulau Kangean sekitar 5 jam. Ditambah dari Kangean ke Kalianget naik kapal ferry Kartika sekitar 8 jam.
Gugus Kepulauan Kangean dikaruniai kandungan minyak-bumi di bawah tanahnya. Saat ini ada perusahaan pertambangan gas dan minyak bumi tengah beroperasi di sana, sebuah potensi yang semakin membangkitkan keinginan penduduk setempat untuk menjadi sebuah daerah otonom. Sebuah kasus sekarang lazim terjadi di berbagai tempat di pelosok tanah air akibat kurangnya perhatian pemerintah melalui pembangunan berwawasan maritim dan kesadaran akan menentukan nasib sendiri yang semakin bergejolak.

Pulau Pagerungan Kecil
Sekilas Pulau Pagerungan Kecil tidak memperlihatkan keistimewaan di antara beberapa pulau yang ada di sekitarnya. Deretan pohon kelapa yang diselingi pohon-pohon pisang tampak mendominasi jenis tanaman di pulau, yang memiliki jumlah penduduk 4.469 jiwa tersebut.
Berada di antara gugusan Kepulauan Kangean, pulau ini pun tidak termasuk dalam daftar tujuan wisata sebagaimana Pulau Madura yang berada di bagian barat, maupun Pulau Bali yang berjarak 60 mil di bagian selatan. Meski secara administratif pulau ini masuk Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, namun secara geografis keberadaan Pulau Pagerungan Kecil lebih dekat ke Pulau Bali
Namun dari kebersahajaan pulau yang baru dikenal dan dihuni penduduk sejak awal 1910 tersebut, kini telah terukir sebuah momen sejarah baru kemaritiman Indonesia. Di pulau inilah sebuah replika kapal tradisio
nal yang digunakan nenek moyang bangsa Indonesia untuk berlayar sampai ke Afrika Selatan beberapa abad lalu dibuat oleh penduduk setempat.
illustrasi
 
Lallai Baka Ellau
Adalah As’ad Abdullah, seorang pembuat kapal tradisional warga Pagerungan Kecil, yang telah mengangkat nama Pulau Pagerungan di media nasional dan internasional. Nick Burmingham yang telah mengunjungi sejumlah ahli pembuat kapal tradisional di seluruh Indonesia, yakin bahwa As’ad mampu melaksanakan pembuatan replika kapal bernilai sejarah tersebut.
Sementara dari sisi rancang bangun, As’ad – kini berusia 72 tahun – menjelaskan bahwa kapal Borobudur tersebut mengambil desain dari corak perahu Soppe yang digunakan oleh suku Bajo sekitar abad ke-8. Bahkan untuk nama kapal itu pun digunakan bahasa Bajo yaitu Lallai Baka Ellau, yang berarti “berlari bersama Matahari”. Kelak kemudian hari ketika peresmian pelayaran ekspedisi Borobudur, Presiden Megawati memberi nama Samudraraksa kepada kapal karya As’ad dan kawan-kawan tersebut, menggantikan nama indah Lallai Baka Ellau.
Menurut Nick, nama Lallai Baka Ellau itu dipilih karena misi ekspedisi yang dijalankan adalah menuju arah barat, membuat kapal tersebut seolah-olah tengah mengejar Matahari atau Ellau. Sebagai catatan, salah satu bukti telah terjadi hubungan dagang antara Madagaskar dan Nusantara di masa lalu adalah adanya kesamaan sejumlah nama benda di antara kedua bangsa, termasuk Ellau sendiri yang juga berarti Matahari dalam bahasa Madagaskar.

 INI LAH GAMBAR KEPULAUAN SE[EKEN DAN KEPULAUAN LAINNYA:
Guru di Kepulauan Sumenep Harus Perangi Jenuh










pulau sepanjang

kehidupan ikan sunu bintik kecil/ red tongsing

MENGENAL JENIS IKAN KERAPU,SUNU (IKAN EKSPORT)

*Sunu bintik kecil/red tongsing*
 
Famili : Serranidae
Spesies : Plectropomus leopardus, P. maculatus
Nama dagang : spotted coralgrouper, spotted coraltrout, viele saintsilac, mero con pintas, mero de coral, coral cod, jin hou, sai sing
Nama lokal ; kerapu tiara

Ciri fisik:
Badan ikan memanjang tegap. Kepala, badan, dan bagian tengah dari sirip berwarna abu-abu kehijau-hijauan, cokelat, merah, atau jingga kemerahan dengan bintik-bintik biru yang berwarna gelap pada pinggirnya. Bintik-bintik pada kepala dan bagian depan badan sebesar diameter bola matanya atau lebih besar. Pada jenis kerapu sunu lodi kasar umumnya bintik-bintik biru di badan berbentuk lonjong. Sebaliknya, pada kerapu sunu lodi halus bintik-bintik ini berbentuk bulat dan lebih kecil ukurannya bintik-bintik yang ada di bagian belakang badan berbentuk bukat dan berukuran keci
 Sementara itu, bagian bawah kepala dan badan tidak terdapat bintik-bintik biru. Namun, ada satu bintik biru pada pangkal sirip dada.


red tongsing memiliki harga jual yg  tinggi di HONGKONG, tetapi ikan ini sulit didapat oleh nelayan karena ikan ini hanya hidup di perairan dlm skitar 40m-100m ,setimpal dgn harga jual eksportny di HONGKONG yg tinggi, dikarenakan ikan ini hanya dikonsumsi oleh masyarakat hongkong untuk acara tertentu misalnya
-pernikahan
-ulang tahun dll
red tungsing hanya bisa di pancing oleh nelayan, dan tidak bisa di POTAS seperti jenis ikan  KERAPU pada umumny yg hidup di daerah terumbu karang yg berkisar 5m-10m,
redtungsing  sangat sensitif  akibat adanya pergantian air atau air yang kotor  yg dpt membuat harga jual ikan ini rendah,