EFEK SAMPING OBAT-OBATAN KIMIA YANG BERLEBIHAN TERHADAP GINJAL MANUSIA
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaram Karya Tulis Ilmiah Kelas XII semester II
Tahun Pelajaran 2015-2016
Oleh
Inayatul Filzah
Kelas XII IPA I
SMA NEGERI 12 KOTA TANGERANG SELATAN
Alamat : Jl. Cilenggang 1 – Serpong Tangerang Selatan – Banten 15310
Website : www.sman12tangsel.sch.id Email : sman12tangsel@yahoo.co.id
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “EFEK SAMPING OBAT-OBATAN KIMIA YANG BERLEBIHAN TERHADAP GINJAL MANUSIA” diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Karya Tulis Ilmiah kelas XII semester I tahun pelajaran 2015/2016, telah disetujui dan disahkan.
Tangerang Selatan, 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kepala SMAN 12
Kota Tangerang Selatan
Anindita Chairilina H.M Syamsudin H.S., M,Pd
NIP. - NIP.196205021986021002
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Inayatul Filzah
Kelas : XII IPA 1
Dengan ini menyatakan bahwa, Karya tulis ini yang berjudul “EFEK SAMPING OBAT-OBATAN KIMIA YANG BERLEBIHAN TERHADAP GINJAL MANUSIA” adalah murni dari hasil pemikiran dan penelitian saya sendiri untuk memenuhi tugas mata pelajaran Karya Tulis Ilmiah kelas XII tahun pelajaran 2015/2016.
Tangerang Selatan, Desember 2015
Inayatul Filzah
ABSTRAKSI
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “EFEK SAMPING OBAT-OBATAN KIMIA YANG BERLEBIHAN TERHADAP GINJAL MANUSIA” ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh obat terhadap organ ginjal manusia.
Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa kedokteran, apa yang mereka ketahui tentang efek samping obat dan seberapa besar pengaruhnya terhadap ginjal manusia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar kalangan calon dokter tersebut menjelaskan metabolisme obat secara jelas dan terperinci mereka memahaminya dengan baik dan benar bahwa pengaruh obat kimia yang berlebihan terhadap ginjal manusia dapat memperberat fungsi ginjal sebagai organ eksresi dan mempengaruhi fungsi hati sebagai tempat metabolisme obat bahkan dapat merusak sel-sel hati. Selain itu penulis juga mengumpulkan data dengan mencari referensi di beberapa toko buku. Menurut buku yang menunjang penelitian ini, bahwa pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat sebuah pokok bahasan yang berjudul “EFEK SAMPING OBAT-OBATAN KIMIA YANG BERLEBIHAN TERHADAP GINJAL MANUSIA.”
Maksud penulisan Karya Tulis Ilmiah ini guna memenuhi tugas kelas XII semester II.
Selain itu tujuan peneliti dalam menuliskan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui efek samping obat-obatan kimia yang berlebihan terhadap ginjal manusia. Karya Tulis Ilmiah ini disusun berakar dari informasi-informasi yang penulis rampung dari berbagai sudut pandang buku ilmu kedokteran, pengamatan yang telah dilakukan maupun berbagai situs internet.
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengalami benyak kesulitan khususnya dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihaa Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak H.M Syamsudin H.S. M,Pd. Selaku Kepala Sekolah SMAN 12 Tangerang Selatan.
2. Ibu Anindita Chairilina S,Pd. Selaku guru Karya Tulis Ilmiah yang membantu dan membimbing penulis dalam penulisan serta perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Semua pihak yang terlibat memberi bantuan dalam penulisan kKary Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sebagai seorang palajar yang pengetahuannya masih terbatas dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar Karya Tulis Ilmiah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat dimasa yang akan datang.
Tangerang Selatan, Desember 2015
Inayatul Filzah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, maupun zat kimia tertentu yang bertujuan, untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Namun jika melihat kenyataan yang terjadi sekarang, obat bukan menjadi alternatif utama untuk penyembuhan penyakit tetapi menjadi akar dari pemunculan penyakit.
Obat ada yang bersifat tradisional/alami yaitu obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika yang dikenal sebagai obat kimia.
Obat alami sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik, flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup potensi yang ada di dalamnya.
Indonesia tercatat sebagai negara yang kaya dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, sangat cocok sebagai tempat tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman, dari berbagai macam jenis, spesies. Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tersebut, memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat Oleh karena itu, tidah heran jika bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami, termasuk tanaman obat.
Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, obat alami mulai ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat. Mereka lebih memilih obat-obatan kimiawi dibandingkan obat alami. Hal ini disebabkan karena obat-obatan yang diolah secara kimiawi lebih awet dan juga reaksi penyembuhannya lebih cepat. Seiring dengan lebih dominannya peminat obat kimia dibanding obat alami, muncul pula banyak pendapat ataupun kehati-hatian konsumen mengenai efek – efek samping yang dihasilkan obat tersebut.
Berangkat dari masalah tersebut, penulis bermaksud untuk mengidentifikasi efek samping obat. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul ”EFEK SAMPING OBAT-OBATAN KIMIA YANG BERLEBIHAN TERHADAP GINJAL MANUSIA.”
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian obat?
1.2.2 Apakah obat kimia berpotensi menimbulkan efek samping?
1.2.3 Bagaimana pengaruh obat-obatan kimia terhadap ginjal manusia?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis berharap dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam mengangkat masalah ini. Diantaranya tujuan-tujuan penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebangai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui .
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh obat-obatan kimia terhadap ginjal manusia.
1.3.3 Untuk mengetahui adanya efek samping obat-obatan kimia yang berlebihan terhadap ginjal manusia.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa
a. Siswa mendapat pengalaman penelitian.
b. Siswa mendapatkan wawasan baru dalam hal kesehatan.
1.4.2 Bagi masyarakat
a. Masyarakat mendapatkan informasi tentang efek samping obat kimia.
b. Masyarakat waspada dalam penggunaan obat yang menimbulkan efek samping.
1.4.3 Dalam Bidang Kesehatan
a. Dapat lebih memperhatikan keselamatan konsumen obat.
b. Dapat memperhatikan efek samping yang ditimbulkan obat-obatan kimia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Farmakologi
2.1.1 Definisi
Farmakologi atau ilmu khasiat obat aadalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisiknya, kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup. Untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan khususnya tubuh manusia, serta penggunaan pada pengobatan penyakit, disebut farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian, yaitu farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetika dan farmakodinamika, toksikologi dan farmakoterapi.
Farmakognosi mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari dunia mineral dan hewan. Pada masa obat sintetik pada masa sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sngat berkurang. Namun, pada dasawarsa terakhir perannya sebagai sumber obat-obat baru berdasarkan penggunaannya secara empiris te,ah menjadi semakin penting. Banyak fytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yun phyto:tanaman), misalnya Tingtura echinaceae (penguat daya tahan), ekstrak Gingko biloba (penguat memori), bawang putih (anti kolesterol), Tingtur hyperici (anti depresi) dan ekstrak Feverfew (Chrysanthemum parthenium) sebagai obat pencegah migrain.
Biofarmasi meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek teraupetiknya. Dengan kata lain, dalaam bentuk kesediaan mana, obat yang haris dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Keseterdiaan hayati obat dalam tubuh untuk diresopsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutik dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutik equivalence). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950-an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.
Farmakokinetika meneliti perjalanan obat, mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distribusinya ke tempat kerjanya dan jaringa lain. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya eksresinya oleh antara lain ginjal. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan tubuh terhadap obat.
Farmakodinamika mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup, terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapeutik yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek ya ng dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
Tosikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh yang sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapeutik obat berhubungan erat dengan efek toksiknya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme. Paracelcus (1493-1541) adalah seorang dokter Renaissance Jerman-Swiss yang mencetuskan kata-kata dalam ilmu toksikologi “the dose makes the poison” (sola dosis facit venenum) yang merupakan salah satu konsep inti toksikologi, oleh karena itu dia dijuluki sebagai “bapak toksikologi”.
Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di lain pihak. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris).
2.2 Obat
2.2.1Pengertian Obat
Kata “obat” mungkin berasosiasi dengan banyak hal: pil ajaib yang membuat kita merasa lebih baik saat daya tahan tubuh menurun akibat perubahan cuaca; injeksi menyakitkan yang membuat lengan ngilu berhari-hari.
Gambaran-gambaran tersebut mungkin datang dari pengalaman kita yang pernah menjadi pasien (atau konsumen). Akan tetapi, penyadia layanan kesehatan memandang obat dengan cara berbeda karena obat adalah bagian yang tak terpisahkan dari “gudang senjata”, yang digunakan untuk berperang melawan penyakit dan perubahan fisiologis yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Obat lebih dari sekadar pil. Obat adalah gabungan dari unsur-unsur kimia yang berinteraksi dengan kimia tubuh sehingga menimbulkan rangkaian reaksi, di mana rangkaian reaksi tersebut bertujian untuk membarikan efek terapeutik, sebagian besar obat juga memili efek samping, baik yang diinginkan maupun yang tidak. Penyedia layanan kesehatan harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang aksi obat agar dapat meresepkan obat secara efektif dan memberikan obat serta mengevaluasi respons pasien terhadap obat yang diberikan.
Menurut pengertian umum, Obat dapat didefenisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia.sedangkan defenisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakkan pengobatan, peredaan, pencegahan, atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan, atau dalam pemulihan,perbaikan atau pengubahan fungsi organic pada manusia atau hewan. obat dapat merupakan bahan yang disintesis dalam tubuh (misalnya : Hormon , vitamin D ) atau merupakan bahan-bahan kimia yang tidak tersintesis dalam tubuh.
2.2.2 Efek Obat
Obat menimbulkan berbagai efek pada tubuh. Beberapa diantaranya adalah efek yang diinginkan, sementara beberapa lainnya tidak diinginkan. Efek terapeutik adalah efek fisiologis yang diinginkan atau alasan diberikannya obat tersebut. Efek terapeutik dapat melakukan aksi obat dalam melawan penyakit seperti antoibodi menghancurkan bakteri. Efek fisiologis lainnya dapat menjadi efek samping yang timbul dalam tubuh, seperti misalnya mual dan muntah, atau ruam kulit . Efek samping adalah efek fisiologis yang tidak diinginkan, contohnya rasa kantuk yang timbul setelah pasien mengkonsumsi antihistamin. Beberapa efek samping mungkin bermanfaat. Meskipun ada pula efek samping yang berdampak buruk dan membahayakan pasien (adverse effect).
Penyedia layanan kesehatan harus mengidentifikasikan semua efek samping obat yang diketahui, dan membandingkan segala efek samping yang membahayakan dengan efek terapeutiknya sebelum memberikan obat tersebut. Penyedia layanan kesehatan juga harus menginformasikan kepada pasien mengenai efek terapeutik dan efek samping yang mungkin timbul, serta menyediakan informasi tentang bagaimana mengatasi efek samping yang membahayakan, jika ada.
2.2.3 Keamanan Obat
Obat harus melewati serangkaian proses uji yang sangat teliti sebelum disetujui penggunannya untuk manusia oleh FDA (Indonesia: BPOM). Pengujian awal dilakukan pada hawan untuk menentukan toksisitas obat. Toksisitas akut adalah letal atau mematikan 50% dari hewan uji coba. Uji ini juga dilakukan untuk menentukan gejala apa yang dialami oleh hewan dan kapan gejala tersebut muncul.
Uji toksisitas sub kronis adalah pemberian dosis berulang dari suatu obat selama 90 hati pada minimal dua spesies hewan uji coba. Pemeriksaan fisik dan tes laboratorium dilakukan di sepanjang proses uji tersebut dan pada akhir proses uji untuk melihat organ-organ yang mungkin terkena efek samping negatik dari obat yang diujikan.
Uji toksisitas kronis juga dilakukan pada minimal dua spesies hewan uji coba, biasanya berlansung terus-menerus seumur hidup hewan uji coba tersebut, tetapi panjangnya masa uji mungkin bergantung pada berapa lama durasi pemberian obat tersebut ke manusia nantinya. Uji ini menggunakan tiga tingkat dosis obat yang bervariasi dari dosis rendah (non toksik) hingga dosis yang lebih tinggi dari dosis terapeutik (yang bersifat toksik jika diberikan dalam jangka waktu yang panjang). Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan untuk menentukan organ-organ apa yang terpengaruh dan apakah obat tersebut berpotensi menyebabkan kanker (karsinogenik).
Uji pada hewan memungkinkan para ilmuan untuk mengembangkan indeks terapeutik obat. Indeks terapeutik adalah rasio dari dosis yang menimbulkan toksisitas dengan dosis yang menghasilkan suatu respons yang efektif dan diinginkan secara klinik. Indeks teraupetik ini akan menunjukkan pada praktisi kesehatan dosis yang amana untuk deberikan pada pasien sehingga mencapai efek terapeutik.
Beberapa obat memiliki batas keamanan yang sempit sehingga kadar plasma darah harus dipantau secara teratur untuk memastikan bahwa obat tetap dalam rentang terapeutik. Obat yang memiliki batas keamanan yang luas tidak membutuhkan pemantauan kadar plasma darah.
Tes laboratorium juga dilakukan untuk menentukan metabolisme obat pada manusia, yang mungkin berbeda dari hewan. Uji ini dinamakan uji in vitro. Ketika uji coba pada hewan berhasil diselesaikan, obat tersebut siap untuk melalui proses selanjutnya, yaitu diujicobakan pada manusia.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan:
Kondisi obat apakah masih baik atau sudah rusak.
Perhatikan tanggal kadaluarsa obat.
Membaca dan mengikuti keterangan yang tercantum pada obat atau petunjuk penggunaan obat.
Efek samping ( efek yang timbul, efek yang bukan diinginkan )
Dosis obat
Cara penyimpanan obat
2.2.4 Obat Kimia
Yang dimaksud dengan obat kimia adalah obat yang berasal dari zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan memperlambat perkembangan suatu penyakit yang memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
Efek Samping
Terdapat efek samping dari obat kimia yang bisa berupa efek samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik dan kompleks. Maka bahan kimia bukan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat diterima dan ditoleransi oleh tubuh.
Sering kurang efektif untuk penyekit tertentu
Beberpa penyakit memang belum ada obatnya, obat yang ada hanya bersifat simptomatik dan harus diminum seumur hidup. Beberapa penyakit belum diketahui penyebabnya. Banyak pasien secara rutin pergi ke dokter tanpa perbaikan yang signifikan bahkan semakin buruk keadaannya.
Harga yang mahal karena faktor impor
Hampir semua obat kimia yang kita gunakan berasal dari luar. Hal ini terjadi karena untuk menghasilkan obat kita membutuhkan teknologi tinggi, biasa investasi yang tinggi dan waktu penelitian yang lama. Alasan lain dai impor obat adalah perlunya kepercayaan atas produsen obat. Sampai saat ini kepercayaan terutama ada pada beberapa negara yang dikenal produsen obat. Bahan mahal yang diipor terdiri dari obat jadi, bahan baku obat, bahan pengemas obat, teknologi, peralatan dan mesin-mesin, tenaga ahli dan tenaga terampil. Tingginya harga terjadi karena impor menggunakan mata uang asing yang berfluktuasi sesuai kurs dan juga membuat ketersediaan tidak menentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan observasi dan kepustakaan.
3.1 Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan di beberapa toko buku untuk mendapatkan resensi.
3.2 Waktu Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian pada saat liburan semester ganjil dengan mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta tepat pada tanggal 29 Desember 2015.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penulis mempergunakan teknik yang dipergunakan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Teknik Wawancara
Dalam teknik ini, penulis mewawancarai beberapa mahasiswa kedokteran untuk memberi penjelasan tentang adanya efek samping obat-obatan kimia yang berlebihan terhadap ginjal manusia.
2) Studi Pustaka
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis mencari informasi dengan mencari referensi dari buku yang membahas tentang penyakit ginjal dan obat-obatan kimia
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Efek Samping Obat Kimia Berlebihan terhadap Ginjal
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat penulis simpulkan dari hasil penelitian yaitu:
1. Obat-obatan kimia yang berlebihan dapat memperberat fungsi ginjal karena proses metabolisme obat di hati yang dieksresikan di ginjal beredar ke seluruh tubuh bisa berinteraksi dengan zat alami di dalam tubuh. Sehingga dapat menimbulkan berbagai efek samping.
2. Pemakaian obat kimia berlebih dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi atau menjadi kebalnya suatu patogen penyebab penyakit terhadap obat tersebut.
3. Selain memperberat fungsi ginjal, obat-obatan kimia yang berlebih juga dapat memperberat fungsi hati dengan merusak sel-sel hati, memperbesar atau memperkecil organ hati sebagai tempat metabolisme obat-obatan.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca adalah:
Konsumsilah obat sesuai dengan aturan pakainya
Jangan mudah untuk mengkonsumsi obat-obatan kimia jika suatu penyakit tidak mengharuskan untuk minum obat
Tidak menjadi ketergantungan terhadap obat
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Mary Kamiensky, Jim Keogh. 2015. Pharmacology DeMYSTiFieD.
Yogyakarta: Rapha Publishing.
Paul Seto Dharma, dkk. 2015. Penyakit Ginjal Deteksi Dini dan Pencegahan.
Yogyakarta: CV Solusi Distribusi.
Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja. 2015. Obat-obat Penting Khasiat, penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi ke-VI cetakan pertama.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Internet
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA MENGENAI EFEK SAMPING OBAT-OBATAN KIMIA YANG BERLEBIHAN TERHADAP GINJAL MANUSIA
Berikut adalah hasil penelitian penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah, metode yang penulis gunakan yaitu metode wawancara. Hasil wawancara penulis dengan beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang diambil secara random (acak). Dengan mengajukan pertanyaaan-pertanyaaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian obat kimia menurut pendapatmu?
2. Organ apa saja yang sangat rentan terhadap pnggunaan suatu obat?
3. Mengapa obat-obatan kimia yang berlebihan berdampak negatif terhadap tubuh manusia?
4. Bagaimana pengaruh obat-obatan kimia terhadap ginjal manusia?
5. Mengapa obat-obatan kimia yang berlebihan sangat rentan terhadap ginjal manusia?
Pendapat menurut narasumber:
Kak Ani (semester-3):
Obat adalah gabungan dari unsur-unsur kimia yang berinteraksi dengan kimia tubuh sehingga menimbulkan rangkaian reaksi.
Suatu obat dapat berpengaruh terhadap organ hati sebagai tempat metabolisme obat dan mempengaruhi ginjal sebagai tempat eksresi obat
Karena jika suatu obat dikonsumsi dengan dosisyang tidak sesuai dapat menimbulkan overdosis
Kak Nanda (semester-5):
Obat dapat didefenisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia.
Memperberat proses metabolisme hati
Karena proses peredaran obat setelah dimetabolisme di hati diteruskan ke ginjal kemudian diedarkan ke seluruh tubuh dengan memasuki sistem peredaran darah maka obat yang dengan dosis tinggi dapat berpengaruh terhadap seluruh tubuh manusia.